Kalender Jawa atau Penanggalan Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan pecahannya serta yang mendapat pengaruhnya. Meski telah sampai pada era modern, namun kalender Jawa sampai sekarang masing terjaga dan digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya dalam menentukan weton dan sebagainya.
Sistem kalender Jawa memakai dua siklus hari, siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari (Ahad sampai Sabtu) dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima dan disebut dengan hari pasaran. Hari pasaran inilah yang populer dan banyak digunakan masyarakat Jawa hingga saat ini.
Sistem tanggalan Jawa sendiri menggunakan sistem penanggalan bulan (komariah) sehingga mirip dengan sistem penanggalan islam (hijriyah). Kalender Jawa juga memiliki nama nama bulan tersendiri yang namanya diambil dari perpaduan islam, Jawa dan Melayu.
Hari Pasaran Jawa
Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasar oleh orang Jawa, jadi hari pasaran pada penanggalan Jawa terdiri dari 5 hari saja. Berikut nama hari hari pasaran,
- Legi
- Pahing
- Pon
- Wage
- Kliwon
Hari-hari pasaran merupakan posisi sikap (patrap) dari bulan sebagai berikut :
- Kliwon – Asih, melambangkan jumeneng (berdiri)
- Legi – Manis, melambangkan mungkur (berbalik arah kebelakang)
- Pahing – Pahit, melambangkan madep (menghadap)
- Pon – Petak, melambangkan sare (tidur)
- Wage – Cemeng, melambangkan lenggah (duduk)
Bulan Jawa
Berikut ini nama-nama bulan Jawa Islam yang sebagian namanya diambil dari Kalender Hijriyah, yaitu menggunakan bahasa Arab, namun beberapa di antaranya juga menggunakan nama dalam bahasa Sanskerta seperti Pasa dan Sela. Sedangkan nama Apit dan Besar berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu.
Nama-nama ini adalah nama bulan kamariah atau candra (lunar). Penamaan bulan sebagian berkaitan dengan hari-hari besar yang ada dalam bulan hijriah, misalnya Pasa yang berkaitan dengan puasa Ramadhan, Mulud yang berkaitan dengan Maulid Nabi SAW pada bulan Rabi’ul Awal, dan Ruwah yang berkaitan dengan Nisfu Sya’ban di mana dianggap amalan dari ruh selama setahun dicatat. Berikut nama nama bulan jawa selengkapnya,
No | Penanggalan Jawa | Lama Hari |
1 | Sura | 30 |
2 | Sapar | 29 |
3 | Mulud | 30 |
4 | Bakda Mulud | 29 |
5 | Jumadilawal | 30 |
6 | Jumadilakir | 29 |
7 | Rejeb | 30 |
8 | Ruwah (Arwah, Saban) | 29 |
9 | Pasa (Puwasa, Siyam, Ramelan) | 30 |
10 | Sawal | 29 |
11 | Sela (Dulkangidah, Apit) * | 30 |
12 | Besar (Dulkahijjah) | 29/(30) |
Siklus Windu
Oleh orang Jawa tahun-tahun digabung menjadi satu, yang terdiri dari delapan tahun Jawa. Setiap satuan ini terdiri atas 8 tahun Jawa dan disebut windu. Windu sendiri bergulir empat putaran (32 tahun Jawa) : Adi, Kuntara, Sangara, dan Sancaya. Berikut ini nama nama tahun dalam satu windu,
# | Nama | Nama suro | Hari |
1 | Alip | Selasa Pon | 354 |
2 | Ehe | Sabtu Pahing | 355 |
3 | Jimawal | Kamis Pahing | 354 |
4 | Je | Senin Legi | 354 |
5 | Dal | Jumat Kliwon | 355 |
6 | Be | Rabu Kliwon | 354 |
7 | Wawu | Ahad Wage | 354 |
8 | Jimakir | Kamis Pon | 355 |
Nama Nama Wuku
Dalam tanggalan Jawa, setiap pekan disebut satu wuku dan setelah 30 wuku maka muncul siklus baru lagi. Jadi, Setiap pekan (satu minggu) memiliki nama wukunya masing-masing yang berurutan dan berulang-ulang terus seperti layaknya bulan. Siklus ini yang secara total berjumlah 210 hari adalah semua kemungkinan hari dari pekan yang terdiri atas 7, 6 dan 5 hari berpapasan. Berikut ini daftar nama nama wuku dalam satu tahun kalender Jawa,
- Sinto / Sinta
- Landep
- Wukir
- Kurantil
- Tolu
- Gumbrek / Gumbreg
- Warigalit / Wariga Alit
- Warigagung / Wariga Agung
- Julungwangi / Julangwangi
- Sungsang
- Galungan
- Kuningan
- Langkir
- Mondisijo / Mandasiya
- Julungpujut
- Pahang
- Kuruwekut / Kuru Welut
- Marakeh
- Tambir
- Medangkungan
- Maktal
- Waye
- Menahil / Manahil
- Prangbakat
- Bolo / Bala
- Wugu
- Wayang
- Kulawu
- Dukut
- Watagunung / Watu Gunung
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai daftar hari pasaran Jawa, wuku, siklus windu, dan bulan Jawa. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam memahami penanggalan pada kalender Jawa.
Facebook Tweet Whatsapp